Mencari ilmu agama, sangatlah sulit dan perlu kesabaran penuh oleh para pencarinya. Tidak hanya itu, mereka harus mengerahkan penuh jiwa dan raganya demi mendapatkan hasil ilmu yang maksimal sekaligus menjadi ilmu yang manfa’at dan berkah untuk kehidupannya, entah kehidupan dunia atau kehidupan akhirat nantinya.
Meskipun mencari ilmu agama itu sangat sulit di jalani jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal, akan tetapi, jika sudah membuahkan hasil, ia akan menjadi seorang pemenang yang sesungguhnya, yaitu bahagia dunia dan akhirat.
Termasuk pijakan dalil yang sangat jelas, yaitu firman Allah Swt, “Tidak akan sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui.” Allah memuji orang-orang yang mempunyai pengetahuan banyak, ilmu banyak, dan lebih unggul dibandingkan dengan orang-orang yang bodoh dan kurang pengetahuan.
Dalam satu kisah yang sedikit lucu akan tetapi mengandung makna yang sangat benyak dan mendalam, serta mengunggulkan orang-orang Ahli Ilmu dibandingkan dengan orang-orang yang tekun beribadah, yaitu kisah yang disebutkan oleh Para Ulama’. Yaitu, Suatu hari, Iblis –laknatullah- berubah bentuk menjadi seseorang, lalu ia menghampiri Imam Syafi’I salah satu Imam Madzhab empat, seraya berkata kepada beliau, “Bagaimana menurutmu tentang Dzat yang menciptakanku (iblis) sesuai dengan keinginan-Nya. Lalu memperlakukanku dalam segala sesuatu yang diinginkan-Nya pula. Setelah itu, jika Dia berkehendak, maka Dia akan memasukkanku ke dalam Surga dan jika tidak menghendaki, maka akan memasukanku ke dalam Neraka. Adil atau tidak kah tindakan seperti itu?.”
Setelah terdiam sejenak, Sang Imam menjawab perkataannya, “Hai kamu! Jika Dia (Allah) menciptakanmu tergantung sesuai kehendakmu, maka jelas Dia berbuat zalim kepadamu. Akan tetapi jika Dia menciptakanmu tergantung kehendak-Nya, maka Dia tidak dimintai pertanggung jawaban atas apa yang Dia perbuat sedangkan para Makhluk dimintai pertanggung jawaban.”
Dengan perkataan itu, Iblis telah mati kutu tidak bisa apa-apa. Setelah itu ia berkata lagi kepada Sang Imam, “Demi Allah wahai Syafi’i. sungguh dengan satu permasalahan ini, aku sudah bisa mengeluarkan tujuh puluh ribu para Ahli Ibadah dari predikat mereka “ahli ibadah” hingga predikat mereka menjadi kafir zindiq (secara luarnya Islam).”
Sungguh kisah yang sangat menarik, karena selain berhubungan dengan Ilmu Tauhid tentang Adil dan Tidaknya Allah Dzat Yang Menciptakan Lalu Memasukkan ke Surga atau Neraka Sesuai Kehendak-Nya, kisah tersebut juga menggambarkan betapa kuat dan utamanya Ahli Ilmu yang tidak bisa tergoda oleh rayuan iblis karena begitu tebal ilmunya, sedangkan orang-orang Ahli Ibadah banyak yang terbujuk meskipun mereka sangat tekun beribadah. Ini orang-orang yang Ahli Ibadah, apalagi orang-orang yang kurang tebal ilmunya dan tidak tekun ibadahnya?
Maka dari itu, bagi para Pencari Ilmu, marilah kita semangat mencari ilmu, semangat dalam jalan mencari ilmu. Kerahkan semua jiwa dan raga kita sebisanya, karena jaminan kita sangat indah, mulia, dan kebahagian yang hakiki, Insyaallah.
Oleh: Moeslich El-Malibary, Mahasiswa Hadramaut Yaman dari Purwodadi Grobogan Jateng.