Quantcast
Channel: YAKUZA1
Viewing all articles
Browse latest Browse all 285

Inilah Orang yang Paling Banyak Mendapatkan Maaf dari Allah Subhanahu wa Ta’ala

$
0
0

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيدنا محمد النبي الأمي وآله الطاهرين وصحابته أجمعين

Terkadang manusia itu bisa memaafkan orang lain, tapi tak bisa melupakan akan kesalahan orang itu. Ini maaf belum sampai kepada memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, masih ada emosi di dalam hatinya. Allah ingin hati kita bersih, tak ada marah langsung di dalamnya. Ini yang Allah inginkan, hati yang bersih tak ada marah kepada orang lain.

Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam mengajarkan kepada kita untuk meminta maaf kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebesar apapun manusia berbuat salah kepada kita, tak akan dapat dibandingkan besarnya kesalahan kita kepada Allah.

Nama Allah itu ada Ar-Rahman yang Maha Pengasih, Ar-Rahim yang Maha Penyanyang, Al-‘Afuww yang Maha Memaafkan. Semuanya itu nama-nama Allah yang indah di dalam asmaul husna. Apabila manusia meniru sifat indah yang ada pada nama-nama Allah, maka akan mendapatkan keindahan nama Allah bila kita berusaha untuk meniru sifat nama Allah.

Sabda Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, “Berakhlahlah kamu dengan akhlak Allah“. Bagaimana untuk berakhlak dengan akhlaknya Allah Subhanahu wa Ta’ala? Ambillah sifat keindahanNya untuk kita tiru dan praktekkan dalam kehidupan kita. Sifat keagunganNya kita ambil untuk kita tunjukkan kehinaan kita di hadapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung ️.

Ambil contoh daripada akhlak Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk kita berakhlak dengannya. Sebagai contoh, sifat Maaf Allah Ta’ala, ambillah sifat itu untuk memaafkan kepada orang lain. Sifat Sabar Allah Ta’ala, ambillah sifat tersebut untuk mendidik hati kita menjadi seorang yang penyabar. Dan sifat Pemurah Allah Ta’ala, ambillah sifat Pemurah Allah Ta’ala untuk kita didik diri kita menjadi pemurah dalam keadaan apapun dan kepada siapa pun ️juga.

Terkait sifat maaf ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam al-Quran al-Karim untuk kita mengambil sifat maaf, Hudz ‘Afwa:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (الأعراف:١٩٩

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (Qur’an Surat Al-A’raf:199)

Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bertanya kepada malaikat Jibril, “Apa maksud Hudz ‘Afwa (ambil maaf)?

Malaikat Jibril menjawab, “Biarkan Saya bertanya kepada yang Maha Mengetahui“.

Lihtalah, Malaikat Jibril ketika hendak menafsirkan ayat Al-Qur’an, tidak asal main fatwa begitu saja, tetapi ia merujuk terlebih dahulu. Inilah perlunya seseorang itu untuk merujuk kepada orang alim terhadap perkara-perkara yang ia tidak ketahui. Dalam Agama Islam kalau tak faham hukum hakam maka bertanyalah kepada orang faham Agama.

Kita hendaknya memaafkan kepada orang yang berbuat dzalim kepada kita, memberi kepada orang yang tak mau memberi kepada kita, menyambung tali silaturrahim kepada orang yang memutuskan silaturrahim. Memaafkan kepada orang dzalim, jangan biasa memberi setelah kita diminta, biasakan untuk memberi (maaf) sebelum kita diminta. Derajat orang yang memberi sebelum diminta itu lebih besar derajatnya. Allah memberi tanpa diminta dan lebih memberi bila diminta.

Orang yang terbelenggu dengan hawa nafsu sehingga ia berat untuk memaafkan adalah sama halnya dengan orang yang pendendam atau ia jahil (bodoh) akan fadhilah keutamaan memaafkan. Seseorang akan memiliki sifat maaf apabila ia tahu akan fadhilah jika ia memaafkan kepada orang lain. Orang yang paling banyak mendapatkan maaf dari Allah adalah orang yang paling banyak memaafkan orang lain.

(Disarikan dari kajian yang disampaikan oleh Sayyidil Habib Ali Zaenal Abidin bin Abu Bakar al-Hamid, Pengasuh Majelis Ta’lim Darul Murtadza Malaysia)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 285