Quantcast
Channel: YAKUZA1
Viewing all articles
Browse latest Browse all 285

Sifat Shalat Nabi Sesuai Sunnah Menurut Syaikh Al-Albani, Bin Baz, dan Al-Utsaimin

$
0
0
Buku Sifat Shalat Nabi Sesuai Sunnah Menurut Syaikh Al-Albani, Bin Baz, dan Al-Utsaimin.
Buku Sifat Shalat Nabi Sesuai Sunnah Menurut Syaikh Al-Albani, Bin Baz, dan Al-Utsaimin.

Mungkin kita sering dihadapkan pada buku-buku bacaan agama tentang shalat dengan judul bombastis seperti Sifat Shalat Nabi, Tuntunan Shalat yang Shahih, Tatacara Shalat Sesuai Dengan Tuntunan Rasulullah, Meneladani Shalat dan Wudhu Nabi, Fiqih Shalat Sesuai Al Qur’an Sunnah Bukan Bid’ah, Shalat Sesuai Fiqih Sunnah, Sudah Benarkah Shalat Anda?, dan lain-lain. Di dalamnya dimuat tatacara pelaksanaan shalat yang dianggap paling sesuai dengan cara shalat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan disertakan berbagai dalil quran dan hadits yang mendukungnya.

Terkadang, dengan berbekal buku bacaan agama tersebut yang dibeli di toko-toko buku membuat seseorang bisa berubah total tatacara shalatnya dari cara-cara sebelumnya. Bahkan tidak jarang kita sering berpikiran cara shalat orang lain itu salah dan berkata, “Shalat sesuai sunnahnya begini.. itu tidak sesuai sunnah.. shahihnya begini..”. Yang paling mengherankan lagi adalah kalau sampai menganggap salah dan bid’ah tatacara shalat yang diajarkan oleh para Imam Madzhab seperti Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Ya, buku bacaan yang cuman beberapa puluh halaman bisa merubah seseorang sehigga mampu “mengalahkan” ulama madzhab.

Untuk menjawab permasalahan ini, ada baiknya kita simak sekelumit soal jawab terkait shalat diantara pendapat para ulama. Mari kita coba perhatikan bagaimana padangan para ulama akhir zaman seperti; Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dan  Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin di dalam memahami dan menafsirkan sifat shalat nabi atau tatacara shalat sesuai sunnah yang diklaim sebagai cara shalat paling shahih sebagaimana shalatnya Rasulullah shollallohu ‘alaih wa alihi wa shohbihi wa sallam.

COBALAH SAMPAIKAN PERTANYAAN SIFAT SHALAT BERIKUT INI:

Makmum Baca al-Fatihah atau Tidak?

Manakah yang sesuai sunnah; apakah makmum itu wajib baca al-Fatihah saat shalat jahriyyah atau tidak usah baca karena gugur kewajibannya?

Jika jawabnya adalah gugur kewajiban baca al-Fatihahnya, maka itu sesuai sunnah versi al-Albani (w. 1420 H). (al-Albani, Ashl Sifat Shalat Nabi, h. 1/ 327).

Jika jawabnya adalah makmum tetap wajib baca al-Fatihah, maka itu sesuai sunnah versi Bin Baz (w. 1420 H) dan Utsaimin (w. 1421 H). (Bin Baz, Majmu al-Fatawa, h. 11/ 217, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Syarh al-Mumti’, h. 3/ 303).

Manakah yang benar-benar sesuai sunnah? Jika jawabnya semua benar sesuai sunnah, apakah kebenaran itu ada dua? Jika jawabnya ini adalah masalah khilafiyyah, kenapa jika ulama-ulama madzhab yang diakui keilmuannya berbeda, tak juga dibilang itu masalah khilafiyyah.

Makmum Membaca “Sami’a Allah liman Hamidah” atau Tidak?

Manakah yang sesuai sunnah; apakah makmum membaca “Sami’a Allah liman Hamidah” atau tidak?

Jika jawabnya adalah tetap baca, maka itu sesuai sunnah versi al-Albani (w. 1421 H). (Al-Albani, Talkhis Sifat Shalat Nabi, h. 22).

Jika jawabnya adalah tidak usah membaca, maka itu sesuai sunnah versi Bin Baz (w. 1420 H) dan Utsaimin (w. 1421 H). (Bin Baz, Majmu al-Fatawa, h. 11/ 10, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Syarh al-Mumti’, h. 3/ 102).

Posisi Tangan Saat I’tidal

Manakah yang sesuai sunnah; tangan saat i’tidal itu lurus atau bersedekap seperti saat berdiri pertama?

Menurut al-Albani (w. 1421 H) yang benar adalah tangan itu lurus saja, bahkan bersedekap saat berdiri i’tidal itu bid’ah. (al-Albani, Ashl Sifat Shalat Nabi, h. 2/ 701).

Menurut Bin Baz dan Utsaimin, yang benar adalah tangan bersedekap saat i’tidal. (Bin Baz, Majmu al-Fatawa, h. 11/ 10, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Syarh al-Mumti’, h. 3/ 105)

Sujud; Tangan Dahulu atau Lutut Dahulu?

Manakah yang sesuai sunnah; saat turun sujud tangan dahulu atau kaki dahulu?

Menurut al-Albani (w. 1421 H), yang sesuai sunnah adalah tangan dahulu. (al-Albani, Ashl Sifat Shalat Nabi, h. 2/ 714).

Menurut Bin Baz dan Utsaimin, yang sesuai sunnah adalah lutut dahulu. (Bin Baz, Majmu al-Fatawa, h. 11/ 10, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Syarh al-Mumti’, h. 13/ 173).

Posisi Tangan Kanan Saat Duduk Diantara Dua Sujud

Manakah yang sesuai sunnah; tangan kanan seperti saat tahiyyat atau biasa saja?

Menurut al-Albani (w. 1421 H) dan Bin Baz (w. 1420 H), yang sesuai sunnah adalah tangan kanan lurus saja diatas lutut. (Al-Albani, Talkhis Sifat Shalat Nabi, h. 26, (Bin Baz, Majmu al-Fatawa, h. 11/ 11).

Pendapat unik dari Utsaimin bahwa tangan kanan saat duduk diantara dua sujud itu seperti saat tahiyyah; yaitu jari telunjuk menunjuk saat berdo’a. (Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Syarh al-Mumti’, h. 13/ 193).

Bangun Raka’at Kedua; Mengepalkan Tangan atau Tidak?

Manakah yang sesuai sunnah; mengepalkan tangan atau tidak saat bangun ke rakaat berikutnya?

Menurut al-Albani, bangun untuk rakaat berikutnya itu dengan mengepalkan tangan. (al-Albani, Ashl Sifat Shalat Nabi, h. 3/ 824).

Menurut Bin Baz dan Utsaimin, yang sesuai sunnah adalah bangun dengan bertumpu kepada paha. (Bin Baz, Majmu al-Fatawa, h. 11/ 12, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Syarh al-Mumti’, h. 3/ 134).

Kapan Telunjuk Bergerak Saat Tahiyyat

Manakah yang sesuai sunnah; menggerakkan jari telunjuk secara terus menerus dari awal tasyahhud atau tidak?

Menurut al-Albani, menggerakkan jari secara terus-menerus sejak awal sampai akhir. (al-Albani, Ashl Sifat Shalat Nabi, h. 3/ 854).

Menurut Bin Baz dan Utsaimin, yang sesuai sunnah adalah menggerakkan jari telunjuk saat tasyahhud itu ketika berdo’a saja. (Bin Baz, Fatawa Nur ala ad-Darbi, h. 8/ 358, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Syarh al-Mumti’, h. 3/ 146).

Tentu ini hanya sebagian kecil dan untuk tambahan pengetahuan saja, bukan untuk saling menyalahkan, merasa diri paling benar, apalagi menuduh bid’ah kepada seseorang yang mana mereka itu berpegang kepada para Imam Madzhab. Ketahuilah semakin orang itu bertambah luas ilmunya, maka semakin bijak dalam menyikapi suatu perbedaan pilihan. Tentu perbedaan yang masih ditolerir dalam syariah. Waallahua’lam.

(Sebagian kami kutip dari website Rumah Fiqih Indonesia dalam tulisan berjudul Sifat Shalat Nabi yang Rajih; Menurut Tarjih Siapa? yang ditulis oleh Hanif Luthfi, Lc., MA.)

The post Sifat Shalat Nabi Sesuai Sunnah Menurut Syaikh Al-Albani, Bin Baz, dan Al-Utsaimin appeared first on Ngaji Yuk!.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 285