Apakah Niat Puasa Ramadhan Harus Diulangi Setiap Hari?
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam bersabda: “Siapa yang tidak berniat (puasa) pada malam hari maka tidak ada puasa baginya”.
Ulama berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dalam hadis ini; tidak sah atau tidak sempurna. Imam Syafi’i berpendapat bahwa niat merupakan syarat sah untuk berpuasa. Sementara Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa niat adalah syarat untuk kesempurnaan ibadah puasa. Jadi diperbolehkan, menurut mazhab Hanafi, untuk berniat satu kali untuk puasa satu bulan penuh.
Untuk keluar dari perbedaan pendapat ini, guru-guru kami mengajarkan untuk meniatkan puasa hari selanjutnya setelah berbuka. Apabila kita membiasakan hal ini, maka kita telah berada pada titik aman dan selamat dari perbedaan pendapat para ulama.
Pada hakikatnya, suasana yang ada pada bulan Ramadhan itu sendiri sebenarnya bisa dianggap sebagai niat untuk berpuasa, bahkan menurut mazhab Syafi’i sekalipun. Misalkan seseorang mengatakan, “Besok kita ketemu setelah berbuka puasa ya!”. Artinya dalam ini orang tersebut telah meniatkan untuk puasa. Bisa dikatakan seperti itu sebab tidak ada keharusan untuk melafadzkan niat termasuk niat untuk berpuasa.
Oleh sebab itu, kita jangan sampai masuk ke dalam keadaan was-was atau keraguan karena sebenarnya kita berada dalam keadaan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Namun apabila seseorang berniat untuk tidak berpuasa pada esok hari karena sakit atau musafir, namun ia berubah pikiran, maka dia harus kembali mengulangi niatnya untuk berpuasa.
(Syaikh Ali Jum’ah/ Suara Al Azhar)
The post Apakah Niat Puasa Ramadhan Harus Diulangi Setiap Hari? appeared first on Ngaji Yuk!.